Kasih Sayang Untukmu
March 3, 2022Pemberdayaan Perempuan di Watuapi
March 8, 2022Adakah sesuatu yang istimewa di Emaus?. Kisah Perjalanan ke Emaus dalam Injil Lukas, merupakan kisah favorit saya. Dalam tulisan ini saya ingin membagikan renungan saya, tentang makna yang saya temukan dari kisah Perjalanan ke Emaus.
Perjalanan ke Emaus bukan hanya sekedar perjalanan pulang kampung, cuti, atau mudik. Perjalanan ke Emaus melahirkan banyak kisah, cerita dan bahkan kehadiran seseorang yang tidak terduga yaitu Yesus. Dua murid dari Emaus, setelah mengetahui bahwa orang yang selama ini mereka kagumi, mereka harapkan dan mereka ikuti ternyata meninggalkannya, mereka pulang dengan rasa kecewa, sedih, terkejut dan bingung.
Rasa kecewa mereka terobati oleh kehadiran Yesus yang tiba-tiba di tengah mereka. Kendati mereka tidak mengenal-Nya. Mereka bisa begitu bebas mengungkapkan kekecewaan, kesedihan, bahkan harapan mereka yang terputus. Mereka merasakan kehadiran Yesus sebagai orang asing di tengah mereka, yang mau mendengarkan kisah sedih dan dan rasa kecewa mereka.
Kisah dua murid Emaus menjadi kisah saya, kita dan Tuhan. Bahwasannya dalam hidup ini, kita tidak sendiri, selalu ada Tuhan yang selalu menemani. Kendati kadang kita tidak menyadarinya, atau bahkan kita menyebut-Nya sebagai orang asing. “Betapa lamban hatimu”, teguran Yesus membuka mata ke-dua murid dari Emaus, bahwa Orang yang berjalan bersama mereka dan mendengarkan cerita mereka itu adalah Orang yang mereka ceritakan.
Mereka kemudian diliputi rasa bahagia, “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?. Sukacita mereka kiranya menjadi sukacita kita juga, ketika kita mendengar Sabda-Nya dan menyantap Tubuh-Nya dalam Perayaan Ekaristi, hati kita juga hendaknya berkobar-kobar, karena Yesus tinggal dalam diri kita. Sehingga setiap kali kita mengalami kekecewaan, kita percaya bahwa Yesus tetap setia menemani dan mendengarkan kita, berjalan bersama kita, berbicara pada kita lewat Sabda-Nya, bahkan memberikan Diri-Nya untuk keselamatan kita.
Begitupun dalam panggilan saya, Tuhan telah mengirimkan setiap suster dan saudari untuk menemani saya, berjalan bersama saya. Saya bersyukur kepada Tuhan karena telah menghantar saya ke tempat ini, Novisiat Emaus, tempat dimana saya bisa bertemu dengan Tuhan.
Oleh : Helmina, Novis FMM 2022