
Melayani Tuhan Melalui Angka Dan Ilmu
January 24, 2025
Hilang
February 28, 2025Saya bersyukur karena bisa merayakan Natal bersama dengan para suster FMM di Komunitas St. Francis Soa, Flores, NTT. Natal dalam kesederhanaan mengajarkan saya untuk selalu bersyukur akan kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia terlebih ke dalam diri saya. Ini tidak berarti hidup kekurangan, melainkan hidup dengan kesadaran akan apa yang benar-benar bermakna.
Kelahiran Yesus memiliki beragam makna. Salah satunya adalah kesederhanaan. Natal adalah perayaan sederhana karena Yesus lahir di kota kecil, di dalam palungan atau tempat makan ternak dan dalam keluarga tukang kayu yang sederhana. Anak Allah yang Kudus lahir bukan di Ibu kota Israel (Yerusalem) melainkan di sebuah kota kecil yakni Bethlehem (Luk 2:4-6). Kondisi kelahiran Yesus yang sederhana ini mengandung makna yang dalamm yaitu untuk menunjukan kedamaian dan kesederhanaan yang menjadi ciri khas ajaran-Nya.
Jika Tuhan mau, Ia dapat memilih lahir di kota besar saat itu, seperti Yerusalem. Tetapi Allah tidak melakukannya. Yesus lahir dan hidup secara sederhana. Kelahiran-Nya pun diberitakan bukan kepada raja, nabi, atau orang besar, melainkan kepada para gembala domba yang sederhana. Ini berarti saya seharusnya merayakan Natal secara sederhana, bukan dalam kemewahan. Tidak salah kalau saya menghias kapel dengan kain warna-warni, pernak-pernik, dan lampu-lampu Natal, tetapi jangan sampai kehilangan maknanya yaitu kesederhaan. Kesederhanaan dimulai dari hati yang sederhana, hati yang yang mau menciptakan hubungan yang bermakna baik dengan Tuhan, dengan para suster, dan juga sesama manusia. Hati yang sederhana adalah hati yang berserah kepada Tuhan, sambil melakukan yang terbaik untuk hasil yang baik.
Semoga kita dapat merayakan Natal apa adanya, bukan ada apanya…
Sr. Wilhelmina Maxi, FMM
Komunitas St. Francis, Soa, Flores