A Three-day Encounter with Mary of the Passion
September 21, 2021Berperang Melawan Covid dengan Serbuan Vaksinasi
September 29, 2021Salah satu komitmen yang ada di dalam dokumen hasil Kapitel Provinsi tahun 2021 mengatakan: “setiap suster membuat niat pribadi minimal tiga hari untuk memanfaatkan studio”. Marie de la Passion adalah ibu pendiri dari Tarekat Fransiskan Misionaris Maria.
Saya memulai perjumpaan ini pada tanggal 13 September 2021. Suasana sangat mendukung untuk masuk lebih dalam bersama Marie de la Passion lewat buku dan tulisannya. Dalam proses perjumpaan, saya merasa bersatu dengan dia. Saya merasakan pergulatan hati dan bathinnya, kesusahannya, penderitaan dan keutamaan-keutamaannya. Walau demikian beliau masih tetap merasakan kehadiran Allah dan juga dukungan dari para suster.
Marie de la Passion sangat menekankan kesatuan dalam keberagaman di antara para “putrinya” di dalam komunitas. Dan selalu dianjurkan untuk tetap bersatu demi misi universal. Saya tergugah untuk tetap bertumbuh pada cara pendekatan heroiknya terhadap situasi yang sulit. Selalu “diam demi kasih” bagi mereka yang membuatnya menderita. Seluruh hidupnya adalah kepasrahan total kepada Kristus dalam semangat Fransiskan demi Gereja. Ia sungguh mengalami bahwa kekuatan yang sesungguhnya adalah kebenaran dan kasih. Dengan demikian ia juga menginginkan para pengikutnya dalam hal yang sama dan dibentuk untuk siap diutus ke misi di mana pun.
Terima kasih saya yang terdalam untuk Sr.Vera, FMM yang sudah meluangkan waktu menjadi bagian dari perjumpaan tiga hari bersama Marie de la Passion. “If you but knew the gift of God”. Kata-kata ini didengungkan oleh Marie de la Passion kepada para putrinya. Terdengung kembali di dalam hati saya pada perjumpaan yang berharga ini bersamanya. ººº
Sr.Nikke Lingga, FMM