Untuk Mereka yang Meninggal Karena C-19
April 3, 2021Kharisma Victim – “Makna Victim dalam Aktualisasi Misi”
April 14, 2021Kharisma FMM adalah suatu anugerah Allah kepada Beata Marie de la Passion dan diwariskan kepada para pengikutnya. Kharisma FMM terdiri dari beberapa unsur yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Maka dalam hal ini satu unsur yang kita hayati dalam hidup harian akan berdampak pada unsur yang lain. Kharisma yang sangat mendasar dalam kehidupan FMM, yakni: Victim, Misi, Adorasi–Ekaristi, sedangkan Maria dan St. Fransiskus-Assisi adalah tokoh yang patut kita teladani dalam menjalankan tugas perutusan atau misi. Seorang FMM dipanggil menjadi misonaris dengan meneladani semangat St. Fransiskus-Asisi dan Bunda Maria. Ekaristi dan Adorasi merupakan sarana dan cara FMM menemukan kekuatan dalam menjalankan tugas perutusan, dengan berjuang menghayati unsur-unsur tersebut dan menjadikan kharisma tersebut sebagai sekolah hidup bagi setiap FMM.
Fransiskan:
- Seorang FMM belajar untuk hidup sederhana tanpa menuntut, melakukan pertobatan terus menerus, hidup dalam persaudaran.
- Teladan kerendahan hati karena kerendahan hati adalah dasar dari seluruh kebajikan, keutamaan dan kebaikan. Untuk menerapkan dan menghidupi kerendahan hati mengandaikan proses belajar seumur hidup.
- Selain dikenal sebagai pecinta lingkungan dan makhluk hidup lainnya, St. Fransiskus juga menjadi teladan kesederhanaan, kemiskinan dan kegembiraan.
- Keseimbangan antara kata dan perbuatan menjadi point penting dalam menghayati cara hidup seorang fransiskan.
- Dalam menghayati unsur Fransiskan, seorang FMM dapat membawa obor perdamaian di tengah konflik dan perseteruan, membawa obor saling memahami kalau terjadi salah paham, membawa obor cinta kasih kalau terjadi kebencian, membawa obor pengampunan kalau sulit mengampuni sesama.
Misionaris:
- Seperti Marie de Passion sejak awal memiliki kerinduan untuk membawa Kristus dimana Dia belum dikenal dan membagi kegembiraan kepada sesama lewat pelayanan yang tulus, maka sebagai seorang misionaris selalu siap diutus ke mana saja dan berkarya di bidang apa saja, baik di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial pastoral lainnya. Nilai-nilai Injili yang bersifat universal, seperti cinta kasih, keadilan, kebaikan, damai, kerja sama dapat disalurkan kepada mereka yang haus akan nilai-nilai tersebut.
- Seorang misionaris perlu memiliki kepekaan dan keutamaan khusus untuk menggali kekayaan-kekayaan dalam proses pewartaan di tengah-tengah masyarakat yang sedang mengalami pelbagai bentuk krisis sosial. Di sinilah semangat pengorbanan seorang FMM dinantikan. Kehadiran misionaris FMM saat ini masih sangat dibutuhkan dan dapat menjawab kebutuhan umat. Jaringan kerjasama antartarekat religius juga sangat diperlukan dalam proses memajukan Gereja demi pewartaan Kerajaan Allah.
- Yang perlu diupayakan dan ditanggapi secara serius penyakit sosial dewasa ini misalnya narkoba, seks bebas, perdagangan manusia, sikap acuh tak acuh, dan masih banyak lagi. Penyakit sosial ini tidak bisa kita biarkan, tapi di sini kita sikapi dengan langkah-langkah antisipatif melalui seminar/workshop, rekoleksi dll., sehingga kaum muda kita tidak terjebak dan terperangkap dalam jaringan yang merugikan masa depan mereka, sehingga misi kita dapat lebih tepat sasar dan menjawab kebutuhan masyarakat dan Gereja dalam terang Injili.
Maria:
- Teladan Maria mendasari hidup dan karya FMM. Dalam Ecce dan Fiat Maria: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu” merupakan penyerahan total pada kehendak Tuhan, menjadi salah satu sikap dasar rohani yang dimiliki oleh setiap FMM. Dari Maria, seorang FMM belajar untuk bertumbuh dalam kegembiran melalui persembahan diri, kesetiaan dalam menjalankan tugas dan sikap kepasrahan total kepada kehendak Allah, rendah hati, tersembunyi namun nyata dalam karya agung “Keselamatan”.
- Maria bukan hanya menjadi teladan yang hendak kita ikuti dan hormati, tetapi jauh lebih dari itu, ia menunjukkan kepada kita untuk berpartisipasi dalam misteri Kristus dan memperkenalkan-Nya.
- Maria juga menunjukkan bagaimana kita hendaknya melanjutkan perutusannya dan meneladan hidup batiniahnya “khususnya di Nazareth dimana Maria bekerja sama lebih dari siapapun lainnya dalam karya keselamatan. Maka lewat kasih, damai dan kerendahan hati setiap FMM menjalankan perutusannya.
Victim/Kurban
- Marie de la Passion dipanggil sebagai persembahan kurban, demikian juga setiap FMM dipanggil untuk mempersembahkan diri sebagai kurban untuk Gereja dan jiwa-jiwa. Persembahan diri menjadi efektif dengan mempersatukan diri pada kurban Kristus di altar dalam kurban misa dan juga adorasi sebagai kelanjutan dari Ekaristi setiap hari di hadapan Sakramen Maha Kudus yang ditakhtakan.
- Kharisma yang dipercayakan Tuhan kepada Marie de la Passion, melibatkan kita untuk mengikuti Kristus yang menyerahkan diri kepada Bapa demi keselamatana dunia. Karya Allah yang pokok adalah cinta kasih, begitu juga untuk kita yang berusaha untuk mengikuti panggilan-Nya.
Adorasi – Ekaristi
Adorasi-Ekaristi merupakan kekayaan spiritual yang harus menjadi bagian dari hidup FMM. Dari perayaan dan bakti sujud Ekaristi timbulah dinamika kontemplatif dan misioner dalam seluruh hidup kita”. Dalam adorasi – Ekaristi seorang FMM belajar untuk mengosongkan diri sebagaimana Yesus sendiri telah mengosongkan diri demi keselamatan umat manusia. Dari Adorasi-Ekariti seorang FMM menimba kekuatan dalam tugas perutusan yang dipercayakan. Menjadi FMM berarti mengemban misi khusus, sebab misi sorang FMM adalah cara atau gaya hidup, perjalanan rohani yang khas berupa doa, mengembangkan kharisma dalam persaudaraan, menjadi simbol hubungan dalam dunia yang sedang mengalami disintegrasi dan kerusakan. Dalam konteks ini seorang FMM ditantang untuk hidup sesuai dengan dorongan Roh Kudus yang menguatkan kita yang telah mengabdikan diri secara utuh kepada Tuhan.
Komunitas Our Lady of Lourdes Bajawa
Sr. Patrisia Longa Muga