God’s Wonder in Creation!
January 29, 2021Terus Menghidupi Kharisma Di Masa Pandemi
February 3, 2021Komunitas Betlehem ada di Wilayah Paroki St. Hubertus Wekaseko Kevikepan Bajawa, Keuskupan Agung Ende tepatnya di Dusun Watuapi Totomala, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo Flores, NTT. Wilayah kami ini merupakan daerah perbukitan yang berbatu dengan tanah yang tandus, masyarakat pada umumnya berternak sapi, babi dan ada juga nelayan yang tinggal di tepi pantai.
Komunitas Bethlehem Watuapi didirikan tanggal 22 Februari 2015. Pada hari itu 3 suster FMM yaitu Sr. Rufina Enu, FMM, Sr. Elizabet Dowa, FMM, Sr. Maria Zakaria Tukinem, FMM., diutus ke komunitas ini. Tujuan kehadiran FMM disini ialah meningkatkan iman umat dengan pelayanan Pastoral dalam kelompok kategorial, pemberdayaan perempuan dan sosial. Dengan menghayati spiritualitas FMM, kami melaksanakan misi kami. Menjalani hidup doa dan Kerasulan dalam semangat kesederhanaan. Belajar dari pengalaman dan peristiwa hidup setiap hari dari tidak ada apa–apa menjadi secukupnya ada.
Kami hadir di Watuapi sejak tahun 1996, ketika belum menjadi komunitas dan masih dibawah komunitas Bajawa. Pelayananan yang kami mulai antara lain : SEKAMI, St. Anna, Legio Maria, kunjungan keluarga. Beberapa suster dari berbagai komunitas Bajawa, Soa, Pagal, dan Ruteng turut mengambil bagian dalam pelayanan ini.
Disamping pelayanan kerasulan, para suster pendahulu merasakan betapa panasnya udara di Watuapi, maka mereka memulai dengan menanam pohon-pohon dan sampai saat ini, kita yang menikmati udara yang sejuk, segar dan siapa saja yang datang ke biara merasakan kesejukan itu. Kami melanjutkan merawat pohon-pohon yang ada dengan menambah jenis tanaman. Saat ini kami telah menanam pohon buah-buahan seperti mangga, pisang, jambu, kanona, nanas, cabe, marongge, ubi dan sayur-sayuran, bahkan bunga-bunga, tanaman hias untuk kapel umat Stasi. Penghijauan yang kami lakukan ini juga diikuti oleh masyarakat di sekitar kami. Dan ini juga menjadi bagian dari karya Eko Pastoral kami bagi masyarakat.
Kami Sebagai komunitas saat ini terdiri dari empat orang suster yaitu Sr. Maria Zakaria Tukinem FMM, Sr. Martiana Wudu FMM, Sr. Magdalena Woli FMM, Sr. Hildegardis Dadi FMM, hidup dan bergaul bersama umat di Watuapi yang sederhana. Sebagai komunitas kami terbuka untuk menerima siapa saja yang datang, sebaliknya kami juga mengadakan kunjungan kekeluarga, terlebih ketika ada yang meninggal, menikah, komuni pertama. Saling berbagi hasil panen, misalnya umat panen jagung mereka juga membawa ke biara. Saat di biara ada sayuran, cabe, buah, kami juga berbagi dengan mereka yang sangat membutuhkan. Inilah persaudaraan sejati yang sungguh kami alami disini. Ini termasuk misi kami juga yakni, membangun relasi yang baik dengan umat di Watuapi sehingga kami saling mengenal satu sama lain, saling mendukung dan memberdayakan, dengan segala perjuangannya baik dalam suka maupun duka.
Sebagai komunitas, pekerjaan rumah tangga kami lakukan sendiri seperti belanja, memasak, dan berkebun. Adapun pelayanan pastoral yang kami lakukan adalah mendampingi petugas liturgi pada hari Minggu, mendekor gereja, mengunjungi dan membawa komuni untuk orang sakit dan lansia. Mendampingi OMK. Pemberdayakan perempuan kami lakukan dengan melatih mengolah makanan dari bahan lokal.
Bermisi di Watuapi memang tidak mudah, tidak segampang yang kita pikirkan, sangat dibutuhkan keberanian dan kehendak yang kuat untuk melakukan tugas perutusan tersebut, maka kami dikuatkan dan diteguhkan oleh kata-kata dan pergulatan Mama Passion ketika ia mendirikan Tarekat Baru.
Tak pernah sedikitpun ia berpikir untuk mendirikan suatu Tarekat dan ia tidak mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan itu, tetapi Allahlah yang mempertimbangkannya tanpa memberitahu dirinya.
Allah mengandalkan ketaatan totalnya dan kekuatan kehendaknya untuk melakukan rencana Allah, ia tidak melihat dengan jelas kemana Allah menuntunnya tapi ia memiliki kepercayaan penuh akan Dia yang membimbing jalan hidupnya.
Pergulatan batin Mama Passion “kekurangan keberanian untuk menanggung semua tanggung-jawab yang kian berat, tapi adalah kehendak Allah bahwa hal itu harus terjadi, sekalipun saya tidak mengharapkan beban ini akan bertambah berat lagi, yang terpenting adalah terus maju sekalipun banyak kesulitan.
(Seorang Wanita dan Sebuah Pesan)