Kesunyian yang Ramai
April 15, 2020LAUDATO SI – Terpujilah Engkau Tuhanku
May 24, 2020“Each event of our lives is sent by God’s love for a special reason.”
Mary of the Passion
Mengutip tulisan Ibu pendiri ini, saya memaknai seluruh permenungan saya dalam seluruh pengalaman hari ini dalam pengikraran profesi kekal.
Sejarah panggilan sampai saat ini
Tujuh belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Berbagai pembinaan, pendampingan, pembekalan dan pengalaman hidup telah saya terima dan alami dari dan bersama para suster FMM. Hidupku ditangan Tuhan seperti bejana tanah liat ditangan tukang periuk. Sebagai tukang periuk, Ia membentukku dengan tangan lembut-Nya sehingga ada dukungan, keberhasilan, suka cita dan kemudahan disana..namun supaya aku menjadi bejana yang kuat yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, Ia tak segan2 membantingku melalui kritikan, teguran, kegagalan, keputusasan, tantangan dan air mata. Banyak hal yang terjadi dalam hidup saya yang tidak pernah saya bayangkan atau impikan sebelumnya. Namun Tuhan telah bertindak lebih jauh dari apa yang saya pikirkan. Tuhan memberi saya rahmat dan berkat melebihi apa yang saya minta. Dalam semuanya itu Tuhan sendiri yang menggerakkan Roh-Nya dalam jiwaku untuk dapat terbuka, taat, siap sedia, berani dan bersuka cita dalam menjalani lika-liku kehidupan ini. Tuhan tidak memintaku untuk menjadi orang sukses tetapi Tuhan memintaku untuk mempersembahkan diriku seutuhnya dengan segala kekurangan dan kelebihanku hanya kepada-Nya seumur hidupku.
Pesan Tuhan bagi saya dibalik pandemi Covid-19
Menghadapi peristiwa pandemi corona ini, saya sempat mengalami suatu pengalaman akan ketidak pastiaan. Semua rencana pengikranan kaul dan pesta syukur yang telah tersusun rapi mengalami ketidak jelasan. Apakah acara akan tetap berlangsung atau tidak….sungguh hari2 itu menjadi hari gelap dalam hidupku.
Saya memulai retret persiapan kaul namun saya tidak tau apakah kaul akan tetap bisa dilaksanakan atau tidak. Hingga akhirnya setelah berjalan 3 hari dalam retret, saya mendapat kepastian bahwa kaul akan tetap terlaksana dalam ibadat sabda. Tanpa terasa air mata itu mulai mengalir….ada rasa syukur bahwa upacara pengikraran akan tetap terlaksana namun disudut hati yang terdalam sebagai manusia biasa ada kesedihan karena ketidak hadiran orang tua, keluarga, dan para sahabat maupun para suster dari komunitas lain. Terbesit dalam hati saya sebuah pertanyaan, Apa pesan Tuhan untuk saya dalam peristiwa ini? Rahmat apa yang telah Engkau siapakan untukku? Cukup lama saya membisu dihadapNya tanpa mampu mendengar pesan-Nya…Dia seakan tetap diam tergantung di salib tanpa jawaban..Akhirnya dalam keheningan, satu hal yang saya tangkap dalam renungan saya, inilah saat yang tepat, inilah waktunya bagi saya dan dunia untuk berbenah diri..dan kembali kejalanNya… selama ini saya nyaman-nyaman saja hidup dalam dosa…dalam kemalasan saya…dalam keegoisan saya…dan dalam mental model saya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan sebagai seorang FMM seperti yang dikehendaki oleh Ibu pendiri dan tentunya oleh Allah.
Inilah saat yang tepat disaat saya mengikrarkan kaul kekal, saya dihadapkan pada pengalaman yang berbeda. Inilah rahmat. Rahmat pemurnian untuk semakin setia dan bertanggung jawab atas komitment yang telah saya ucapkan dihadapan-Nya. Inilah konsekuansi atas jawaban “Ya” saya akan panggilan cinta Allah. Yakni sikap lepas bebas untuk menerima apapun dengan rasa syukur apa yang menjadi kehendak-Nya dan bukan kehendak saya. Bukan pesta dan perayaan yang meriah yang terpenting namun bagaimana kesetiaan dan pertanggung jawaban saya atas komitment jawaban “ya” saya dalam perjalanan panggilan dan perutusan saya selanjutnya itulah yang terpenting.
Akhirnya bersama rasul Thomas sayapun mengakui bahwa hanya Engkaulah Tuhanku dan Allahku. KEPASTIAN Panggilan Cinta Tuhan menembus ketidak pastian dunia yang sedang dilanda pandemi corona. Terima kasih Tuhan, karena Kerahiman Ilahi-Mu telah membebaskan jiwaku.
Apa yang ku alami kini mungkin tak dapat aku mengerti, satu hal yakinkan di hati Indah semua yang Tuhan beri. Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang agung mulia. Saatnya ‘kan tiba nanti, ‘ku lihat pelangi kasihNya.
Doa di depan Bunda Maria
Oh Bunda, engkau mengerti betul segala pergulatan dan perjuanganku dalam usaha meneladanimu untuk setia dan taat secara total pada kehendak Bapa – tak mudah bagiku untuk setia dan kuat sepertimu khususnya didalam menghadapi saat-saat sulit dalam hidup ini.
Tantangan, penderitaan, kecemasan dan kesedihan datang tanpa diundang. Seperti situasi corona ini, yang begitu saja datang dalam duniaku dan mengacaukan segala rencana yang telah tersusun rapi. Bahkan bukan hanya itu kehadiran virus ini sangat meresahkan dunia kami, banyak yang meninggal sehingga ketakutan menyelimuti kehidupan.
Saya merasa seakan-akan ditinggalkan oleh puteramu Tuhan Kami Yesus Kristus, disaat saya belum mendapat jawaban atas doa-doa yang mengharapakan agar virus ini segera berakhir dari dunia kami.
Terpujilah engkau ya Bunda…berkat kesetiaan doamu, Allah mengutus RohNya untuk membuka pikiran dan hatiku…sehingga saya sadar, bahwa kini bukanlah saat untuk meratap atas apa yang terjadi. Tapi inilah waktu yang tepat untuk kembali merefleksikan hidup. Semua ini terjadi diseluruh dunia, seakan Tuhan memang mengijinkannya untuk terjadi supaya manusia berbenah diri dan berbalik kepada Allah satu-satunya sumber keselamatan.
Ya Bunda…di hari yang penuh rahmat ini, saya juga bersyukur bahwa saya boleh tetap menemukan makna dibalik perayaan kaul saya yang lain dari biasanya. Dalam situasi yang berbeda ini saya merasakan bahwa kasih Allah itu sungguh nyata dan tanpa batas. Ditengah ketidakpastian dunia, Ia membuktikan bahwa janji dan panggilan cinta-Nya adalah sesuatu yang PASTI.
Dalam sabdanya Tuhan berjanji; Aku akan menyertai engkau sampai akhir zaman.
Saya bersyukur bahwa Tuhan telah memilihku untuk mengalami semua pengalaman ini sehingga saya semakin dimurnikan dalam jawaban ya saya akan panggilan kasih-Nya.
Oh Maria Bundaku…tolonglah saya dengan doa-doamu supaya komitmen yang saya ucapkan di hadapan-Nya mampu saya hidupi dengan penuh tanggung jawab, setia, dan bahagia sampai akhir hidup ini. Terimakasih Bunda. Amin
Jakarta 19 April 2020
Sr. Hedwig Frenlis Tiandarani, FMM