Pada hari kamis, 23 Maret 2022, kami (Sr.Berna FMM dan Sr. Yuli FMM) berangkat dari paroki St. Teresia Jambi pukul 14:15. Ketika keluar dari kota Jambi, mobil kijang hitam yang kami tumpangi masih menyusuri jalan yang mulus, berkelok-kelok serta dipenuhi mobil truk pengangkut kelapa sawit. Namun, mata kami dimanjakan dengan pemandangan alam yang sangat indah.
Setelah dua jam melewati jalan yang mulus, kami memasuki area perkebunan Eucalyptus milik perusaan WKS (perusahaan penyedia bahan baku tissue dan kertas) yang sangat luas. Di sepanjang jalan, ada banyak truk pengangkut kayu eucalyptus milik perusaan, jalanannya pun tidak mulus dan berdebu. Sepanjang jalan kami terhempas ke kiri-dan ke kanan, kadang kepala terbentur. Di kiri-kanan jalan yang nampak hanyalah hamparan pohon euchalyptus. Dalam hati kami terus berdoa agar perjalanan aman dan lancar sampai ke tujuan.
Kami melewati area perkebunan kurang lebih 1 jam 30 menit, lalu mulai memasuki daerah berpenduduk. Dari sini masih 30 menit lagi, untuk tiba di gereja Stasi St. Yusuf Tebing Tinggi. Setibanya di gereja waktu sudah menunjukkan pukul 19:00, rasa lelah seakan hilang karena beberapa umat telah menanti kedatangan kami. Mereka menyambut kami dengan penuh keramahan dan sukacita.
Beberapa menit kemudian umat mulai berdatangan untuk mengikuti sharing Aksi Puasa Pembangunan (APP) bersama kami. Tepat pukul 19:30 kami memulai APP. Dalam pertemuan APP banyak umat membagikan pengalaman mereka ketika melakukan aksi solidaritas dan kegiatan menjaga keutuhan ciptaan. Banyak dari mereka mulai menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kelestarian alam. Ada umat yang menggunakan halaman rumahnya untuk menanam berbagai jenis tanaman antara lain: tanaman hias, buah-buahan, dan pohon. Ada yang sudah mulai memisahkan sampah basah dari sampah kering, menggunakan tas kain saat berbelanja, membuat pupuk organik dari sisa makanan, dan sebagainya. Yang tidak kalah menarik juga, adalah aksi dari orang muda, mereka mengumpulkan uang dan mencari dana untuk korban gempa NTT. Mereka aktif melakukan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar gereja dan di tempat mereka tinggal. Setelah APP kami masih melanjutkan perbincangan kami bersama orang muda dan beberapa ibu-ibu.
Pada hari berikutnya, sekitar pukul 07:00 kami mengunjungi umat. Ibu Tarigan dan ibu Simarmata menjeput dan mengantar kami keliling menggunakan sepeda motor. Kunjungan pertama kami adalah, ke sekolah TK & SD YPMM (Yayasan milik perusahaan WKS) untuk bertemu dengan anak-anak Katolik yang bersekolah di sana. Baik di TK maupun di SD kami disambut dengan ramah oleh kepala sekolah dan guru-guru. Di TK kami mendampingi 3 anak Katolik dalam belajar agama Katolik. Kunjungan kami membawa kesan tersendiri bagi para guru dan kepala sekolah. Ibu Simarmata Guru Agama Katolik sekolah YPMM, menyampaikan bahwa kunjungan kami menunjukkan betapa Gereja memperhatikan umatnya.
Setelah kunjungan ke sekolah YPMM, kami kembali menyusuri jalan-jalan Tebing Tinggi,untuk mengunjungi umat yang sakit dan yang membutuhkan kehadiran kami. Udara cukup panas dan berdebu, namun kami tetap bersemangat untuk melanjutkan perjalanan.
Di rumah umat, kami berdoa bersama dan mendengarkan sharing mereka. Mereka semua sangat terkesan dan sangat senang dengan kehadiran kami. Bagi Mereka, kunjungan kami menjadi kekuatan dan penyemangat hidup mereka. Kami juga sempat bertemu dengan beberapa tokoh agama dari berbagai agama dan para pengurus organisasi “Kampung Pancasila”. Organisasi ini adalah organisasi yang memelopori dan menggerakkan masyarakat untuk mencintai Pancasila dan menjaga persatuan Indonesia. Kami juga mengucapkan selamat menyambut bulan puasa kepada saudara-saudari Muslim. Setelah selesai kunjungan, pukul 13:00 – 18:00 kami mengajar Agama Katolik dan Budi Pekerti bagi anak SD , SMP & SMA yang bersekolah di sekolah negeri.
Malam pukul 19:00, Kami mengikuti ibadat Jalan Salib bersama umat. Karena kapel stasi masih dalam proses pembangunan, maka ibadat Jalan Salib dilaksanakan di ruang tamu pastoran stasi. Setelah selesai kami ikut latihan koor untuk Paskah dengan orang muda. Kami terkesan oleh partisipasi umat yang cukup aktif baik dalam pertemuan APP maupun ibadat Jalan Salib, banyak umat yang hadir terutama orang muda.
Di hari Sabtu, Setelah Sr.Yuli mengajar anak-anak TK Xaverius 1 Jambi, melalui zoom meeting, sekitar pukul 09:30 kami kembali berkeliling mengunjungi umat. Mereka semua menyambut kami dengan penuh syukur. Sore harinya pukul 17:00 bersama beberapa orang muda, kami mengikuti doa virtual untuk ibu Bumi yang diadakan oleh tim JPIC FMM Indonesia dan dipimpin oleh suster-suster dari Komunitas Immaculate Conception, Bogor.
Pada hari Minggu pagi pukul 09:00-11:00, kami mendampingi anak-anak sekolah Minggu bersama para pendamping BIAK stasi. Sore hari pukul 16:00 kami mengikuti Perayaan Ekaristi yang dipimpin RD. Agung. Setelah makan malam kami kembali ke komunitas. Kami tiba di komunitas pukul 23:00 WIB.
Tiga hari bersama umat stasi Tebing Tinggi, merupakan hari yang sangat berahmat bagi kami. Ada banyak kisah yang menarik dan berkesan bagi kami. Kami sangat terkesan dengan kerja sama dan perjuangan mereka untuk membangun Gereja sebagai umat Allah dan membangun gedung gereja. Tiap sore orang-orang muda baik laki-laki maupun perempuan datang ke gereja untuk membantu para tukang. Malam hari ada beberapa bapak-bapak juga datang membantu para tukang.
Sedangkan para ibu selalu mengantar makanan dan minuman untuk para tukang secara sukarela. Dari sharing mereka pun tersirat banyak kisah yang mengesankan, bahwa mereka selalu menjaga kerukunan dan kedamaian baik diantara umat Katolik maupun dengan umat yang beragama lain.
Selama tiga hari berada bersama mereka, kami merasakan bahwa kami pun di-Injili oleh kesaksian hidup mereka. Meski ada rasa lelah, namun semuanya terobati dengan antusias dan sukacita yang terpancar dari wajah umat-umat yang kami kunjungi. Bagi mereka kehadiran para imam, biarawan-biarawati ditengah-tengah mereka menjadi kekuatan dan semangat untuk tetap setia mengikuti Yesus Kristus.
Sr. Yuliana Minus, FMM
Komunitas “Our Lady of Providence” Jambi.