Mengelola Iri Hati
April 3, 2022Kisah Kasih Tiga Hari Bersama Umat Stasi Tebing Tinggi – Jambi
April 7, 2022Pekan Karisma FMM 2022
Pendalaman kharisma FMM merupakan salah satu program pembinaan bagi Suster Profes Sementara (SPS). Merupakan kesempatan yang istimewa bagi kami 9 orang mengikuti sessi ini. Kami diajak untuk undur diri sejenak, bersama-sama melihat dan merefleksikan perjalanan panggilan kami dalam terang perjalanan hidup Ibu Pendiri Beata Marie de la Passion, yang menjadi kharisma atau semangat tarekat FMM. Tahun ini Pekan Karisma diadakan di Komunitas Immaculate Conception Bogor, tanggal 14-20 Maret 2022. Selama sepekan, Sr. Etty, FMM dan Sr. Lina FMM mendampingi kami yang datang dari 4 komunitas berbeda (Komunitas Immaculate Conception Bogor, Novisiat Emaus, St. Adolphine Serang, dan Our Lady of Victorious Jakarta).
Bagi kami kesempatan ini adalah moment yang penuh rahmat, untuk semakin mengenal sosok Ibu Pendiri, perjuangannya, keberaniannya, rasa cintanya yang besar, kesabaran, ketangguhan dan kesediaannya untuk menjadi kurban bagi Tuhan hingga melahirkan tarekat FMM. Berjalan bersamanya dengan lebih dekat, semakin mengenal, mengagumi, dan mencintainya. Selanjutnya, rasa cinta dan kekaguman ini akan menjadi kekuatan bagi kami untuk meniti dan menata hidup panggilan sebagai seorang Fransiskan Misionaris Maria.
Mesyukuri Rahmat Panggilan
Bagi Marie de la Passion, panggilan adalah anugerah dari Tuhan yang harus disyukuri. Untuk bisa mensyukuri anugerah itu, seperti yang diteladankan oleh Marie de la Passion, kami harus mengenal lebih dekat pribadinya. Karena itu kami diajak untuk mengalami perjumpaan pribadi dengan Mama Passion melalui tulisannya dan mendengarkan apa yang ia inginkan dari putri-putrinya. Panggilan kita adalah mengikuti Kristus yang menyerahkan diri tanpa syarat sebagai kurban. Dalam menghidupi panggilan ini, kami dihadapkan dengan berbagai tantangan dan kesulitan, merasa hidup penuh kesusahan, kesedihan, keluhan, rasa jengkel, kurang sabar, bahkan sukacita sejati sebagai seorang fransiskan pun tidak mampu kami tampilkan; karena kami seringkali melihat tantangan tersebut sebagai beban yang harus dihindari.
Untuk bisa sampai kepada rasa syukur, kami harus merangkul salib-salib kecil kami setiap hari dengan sukacita dan sukarela. Karena itu, pengalaman sukacita maupun penderitaan atau pengalaman apa saja yang sudah, sedang dan yang akan dialami adalah sebuah pelajaran yang sangat bermakna.
Menjadi Religius yang Tangguh
Marie de la Passion menghendaki putri-putrinya untuk menjadi religius yang kuat dan penuh iman, berani, bijaksana, rendah hati, sederhana, berwawasan luas, dan taat, merupakan kualitas yang harus dimiliki oleh seorang FMM.
Berhadapan dengan situasi sulit dan orang-orang yang sulit membuat Mama Passion menjadi wanita yang pemaaf. Kepasrahan dan kepercayaannya kepada Tuhan membawanya pada suatu akhir yang manis karena pada akhirnya kebenaran akan menang dan berjaya. Hal ini mengajarkan kami untuk tetap teguh dan yakin akan kebenaran meskipun dalam situasi yang sulit, untuk tetap memperjuangkan apa yang benar meskipun kadang-kadang harus menanggung konsekuensi yang tidak mudah.
Doa dan Cinta adalah Kekuatan
Keyakinan iman yang teguh, sikap pasrah, doa, dan cinta memberi kekuatan dan semangat baru untuk melihat dan menerima serta memaknai setiap peristiwa sebagai suatu rahmat. Marie de la Passion sungguh memahami bahwa cinta menuntut pengorbanan dan kesetiaan. Panggilan menjadi kurban dimeteraikan dalam seluruh hidupnya. Menjadi kurban berarti tidak pernah terlepas dari jalan penderitaan, dan inilah yang di alami, dirasakan oleh Marie de la Passion.
Beata Marie de la Passion mempunyai kisah kasih iman yang dalam dan luar biasa dengan Tuhan, ‘Maria kurban Yesus’ yang menjadi nama pengudusannya dan ‘Yesus yang Tersalib’ yang menjadi masa depannya. Akhirnya kisah kasih imannya bersama Tuhan melahirkan Karisma yang sangat berharga bagi Tarekat FMM. Perjananan hidupnya menjadi warisan bagi puteri-puterinya untuk menjadi misionaris sejati, menjadi “The Victims of Love”.
DOA sangat diutamakan dalam hidup Marie de la Passion, dengan kekuatan itu Marie de la Passion mampu melewati semua persoalan dan tantangan dalam perjalanan panggilan sebagai seorang Pendiri FMM.
Perjumpaan dengan Ibu Pendiri membawa kami pada suatu relasi yang kuat antara seorang Ibu dengan putri-putrinya. Semangat hidup Beata Marie de la Passion tentu menjadi inspirasi kami. Dalam iman, sikap penyerahan diri, kami tetap berupaya melakukan apa yang semestinya kami lakukan dan mempertanggung-jawabkan apa yang sudah kami sanggupi melalui hidup doa, hidup bersama dan dalam setiap tugas atau karya pelayanan.
Disiplin dalam hidup rohani membuat kami semakin peka akan suara Allah, selalu haus akan apa yang dikehendaki Tuhan dalam diri kami. Ibu Pendiri mengundang kami untuk menjadi korban yang sukarela, memeluk penderitaan sebagai anugerah, sebab tantangan yang kami terima tidak sebanding dengan rahmat yang DIA berikan.
“Marilah kita berdoa dan menderita. Bekerja untuk Tuhan dan sesama kita, tanpa mencari diri kita sendiri dalam apapun dan kita akan mendapatkan bahwa mukjizat terlaksana untuk kita jika diperlukan…” (Marie de la Passion).
Sr. Yulita FMM., Sr. Ovin FMM., Sr.Elisa FMM., Sr.Sintha FMM., Sr.Okta FMM.,
Sr.Neni FMM., Sr.Andriana FMM., Sr.Aprila FMM., Sr.Vina FMM.
.