
Adventure with God in Bau Bau, South East Sulawesi
November 4, 2024
Menggali Rasa yang Pernah Ada
December 4, 2024Hari itu, Minggu sore tanggal 3 November 2024, di Desa Nenu, Pagal, Flores, NTT terjadi suatu peristiwa yang sangat menakutkan bagi kami semua.
Sore itu saya sedang berbaring di atas tempat tidur kecil yang begitu nyaman. Tiba-tiba telinga kecil saya mendengar teriakan yang begitu menakutkan dari warga sekitar, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya karena ketakutan meliputi diri saya.
Bersama suster-suster kami melihat apa yang sedang terjadi. Rumah tua milik Bapak Loren, yang terletak di depan biara FMM komunitas Nazareth – Pagal, terbakar. Api membubung ke atas dan nyalanya sangat besar, hitam, dan ke merahmerahan. Si jago api meludeskan seluruh rumah beserta barang-barang yang ada di dalam rumah, tidak ada sedikit pun yang tersisa.
Rumah ini memiliki asrama putra dan putri bagi siswa/siswi SMA dan SMP. Kebakaran ini di duga akibat keteledoran anak-anak asrama. Api muncul dari dapur kecil asrama putra yang dengan begitu cepat menyebar ke seluruh sudut rumah. Saat itu semua anggota rumah sedang istirahat sore, mereka begitu kaget dan lari terbirit-birit keluar dari rumah itu. Saya melihat mereka tidak membawa apa-apa saat keluar dari dalam rumah selain pakaian yang ada di tubuh mereka, tak ada satu barang pun yang tersisa dari rumah itu, semua sudah menjadi abu.
Warga sekitar yang melihat api menyala sangat besar, berinisiatif untuk memadamkan api itu. Para saudara Postulan OFM pun ikut membantu. Mereka mengambil air dari sana sini, juga dari biara FMM. Nampak sekali kerja sama mereka untuk memadamkan api yang begitu besar. Beberapa jam kemudian api pun dapat dipadamkan.
Peristiwa ini menyebar begitu cepat ke seluruh di Manggarai. Bantuan untuk bencana kebakaran pun mulai berdatangan dari para tetangga, pemerintah, komunitas susteran FMM Pagal, komunitas OFM Pagal. Warga yang tidak terdampak turut bahu membahu mengumpulkan barang-barang kebutuhan seperti makanan, pakaian, alat-alat dapur dan sebagainya. Pemerintah juga menyumbangkan beberapa material untuk membangun rumah yang baru bagi keluarga korban. Beberapa hari kemudian, saya melihat keluarga ini memulai kehidupan mereka dari awal lagi, membangun rumah baru mereka.
Dari peristiwa ini, saya melihat bahwa kebaikan dan kepedulian masyarakat di desa ini sangat luar biasa. Saat peristiwa itu terjadi mereka sangat kompak dalam memadamkan api. Ini membuat saya menyadari bahwa ketika kita melakukan sesuatu, kita harus berpikir apa dampaknya atau apa yang akan terjadi kedepannya, seperti ketika kita menggunakan kompor atau listrik, pastikan semua dalam kondisi baik dan jangan lupa mematikannya bila kita pergi meninggalkan rumah. Saya juga belajar untuk peka dan peduli kepada kebutuhan orang lain, terutama mereka yang tak berdaya. Betapa besar campur tangan Tuhan yang menggerakan hati orang-orang untuk rela membantu dan memberikan sumbangan dengan berbagai bentuk. Disini saya juga belajar untuk berani memberikan diri apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Bersatu dalam Jesus, andalanku dan Bunda Maria, penolongku.
Pagal, 3 November 2024
Waldetrudis Bupu
Peminat FMM