
God is Greater Than His Call
March 29, 2023
A Sharing on my experience of Life in Indonesia
March 31, 2023Saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan dan pengalaman yang boleh saya alami di Komunitas Our Lady of Lourdes, Bajawa. Ada banyak hal yang telah saya terima selama di tempat ini, lewat para suster di Komunitas, para karyawan/i, anak-anak asrama dan juga orang-orang yang saya layani dan saya jumpai. Mereka semua telah mengambil bagian dalam membentuk pribadi saya menjadi semakin baik dan dewasa. Ada perasaan sukacita, bahagia dan senang dalam hidup persaudaraan dan pelayanan lewat dorongan, nasehat, doa dan motivasi yang mereka berikan. Ada juga perasaan sedih, kecewa, marah, putus asa dan bahkan merasa sendirian lewat ketegangan, perselisihan dan kesalahpahaman dalam hidup bersama. Semua ini merupakan proses dalam membentuk pribadi saya menjadi lebih tangguh, sabar dan menjadi bahan refleksi untuk pembaharuan diri. Disinilah saya semakin menyadari panggilan saya sebagai seorang FMM.
Hidup bersama para suster di komunitas dengan keunikannya masing-masing mengajak saya untuk lebih kreatif dalam berelasi. Bagaimana cara saya untuk bisa masuk kepada setiap pribadi dengan mengenal serta menerima kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki. Menerima keunikan karakter yang dimiliki setiap pribadi.
Selama saya bertugas membantu di asrama, saya diajak untuk berani keluar dari kenyamanan diri dimana saya tidak suka dengan orang banyak dan keramaian. Tetapi karena tuntutan pelayanan, maka pelan-pelan saya mampu menerima situasi, bergabung dan berbaur dengan mereka. Perjuangan tidak berhenti disitu, saya berusaha masuk ke dunia mereka yang lebih mencintai kebebasan dengan godaan duniawinya. Tantangan terbesar dalam menangani anak-anak asrama adalah kekurang-pedulian dengan dunia sekitarnya, dan tidak cukup memberitahu hanya satu kali saja, tetapi harus berkali-kali. Terkadang saya kesal atas sikap mereka namun saya kembali berefleksi, khususnya ketika mereka mengulangi kesalahan yang sama, saya juga terkadang seperti mereka jatuh kedalam dosa dan kesalahan yang sama. Dan ini membantu saya menjadi pribadi yang sabar, belajar memahami mereka, memaafkan mereka dan mengarahkan mereka.
Berhadapan dengan anak-anak asrama dengan berbagai macam karakternya, sangat menantang saya apakah saya bisa menanggapi kebutuhan mereka dan bagaimana cara saya membentuk serta membina mereka untuk menjadi anak-anak yang baik. Tentu dengan kata-kata tidak cukup, tetapi juga dengan keteladanan hidup saya dihadapan mereka. Situasi seperti ini menuntut saya untuk bisa mengolah perasaan, bisa menempatkan diri, waspada dalam berkata-kata dan tindakan. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena dengan tugas ini Tuhan membentuk saya menjadi pribadi yang memiliki kasih.
Dalam pelayanan membagi komuni kepada orang sakit saya menyadari bahwa yang saya bawa kepada mereka adalah Yesus. Disini saya berusaha bagaimana caranya supaya saya bisa membawa kesembuhan kepada mereka lewat sikap saya yang ramah, penuh semangat dan memberi semangat kepada mereka.
Terlibat dalam seksi Karya Kepausan Indonesia (KKI) Paroki, membuat saya semakin menyadari panggilan saya sebagai FMM yang harus belajar terus menerus lewat hidup dan dalam hidup. Karena di KKI ini posisi saya sebagai seorang suster yang menjadi panutan yang diandalkan. Hal ini mengajak saya untuk selalu membekali diri baik dalam hal pengetahuan maupun belajar dari pengalaman.
Dan akhirnya saya bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah mengutus saya ke Komunitas Our Lady of Lourdes, Bajawa, saya telah menerima banyak pengalaman dari peristiwa hidup yang saya alami. Karena Dia yang mengutus maka Dia juga yang telah memampukan saya untuk melewati setiap proses dalam menjalankan tugas perutusan ini. Dia yang selalu mengisi kekurangan dan keterbatasan saya dalam pelayanan di sini. Terima kasih Tuhan.
Sr. Celi FMM