Suster FMM dalam Opera Komedi
February 5, 2023Rekoleksi Putri Asrama Apansa
February 8, 2023Hari Valentine yang dirayakan pada tanggal 14 Februari, jika ditelususri ternyata bersumber dari cinta kasih Kristus yang dihidupi oleh Santo Valentine, maka sudah sepantasnya pada bulan Februari ini, kita merenungkan “Cinta Kasih” yang berasal dari Kristus sendiri.
Hukum Taurat yang utama dan pertama adalah mencintai Tuhan dengan segenap hati-mu, segenap jiwa-mu, segenap akal budi-mu dan segenap kekuatan-mu, yang kedua mencintai sesama seperti diri-mu sendiri (Mrk.12:28-34)
Namun Yesus sendiri kemudian memerintahkan cinta kasih kepada sesama dengan kadar yang lebih tinggi yaitu supaya : “ kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yo.15: 12-13). Tolok ukur untuk mencintai sesama bukan lagi seperti mencintai diri sendiri melainkan seperti Kristus telah dan sedang mencintai kita.
Mencintai Allah
Mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, menuntut dari kita suatu upaya untuk membersihkan hati kita dari yang bukan Allah, agar hati kita menjadi kediaman Allah yang pantas. Kita perlu merawat jiwa; rasa dan pikiran agar selalu terarah pada Allah. Kita perlu mengasah akal budi kita dengan banyak membaca Kitab Suci dan ajaran-ajaran moral. Kita perlu mengelola kekuatan kita untuk melakukan apa yang berkenan dihadapan Allah.
Mencintai Sesama
Perjalanan dari mencintai sesama “…seperti diri sendiri” menuju “… seperti Kristus telah mencintai kita” merupakan proses pemurnian cinta dan perjalanan rohani dari setiap pengikut Kristus. Cinta kasih harus sampai pada “kasih” atau memberi, sebagai persembahan diri yang harum semerbak. Dalam proses permurnian ini ada beberapa kadar cinta yang perlu kita ketahui.
- Cinta pada diri sendiri yang berlebihan, masih ternoda oleh kepentingan diri dan kebutuhan psikologis seperti keinginan untuk memiliki, terkenal, diperhatikan, dipuji, dan kebutuhan akan rasa aman dan nyaman, rasa nikmat dan kesenangan. Kebaikan yang mengandung pamrih. Ketika kebutuhan itu tidak terpenuhi maka seseorang akan berhenti mencintai.
- Cinta pada kemanusiaan yang motivasinya sebatas pada keinginan untuk menolong dan membantu sesama hanya pada mereka yang membutuhkan pertolongan.
- Cinta bersyarat artinya segala sesuatu dilakukan karena kewajiban, aturan, ajaran, dan takut berdosa, belum ada kebebasan batin.
- Cinta devosional yaitu keterpesonaan pada Tuhan, rajin berdoa, rajin ke gereja tetapi belum sampai pada keterlibatan dan pemberian diri.
- Cinta Kristus yaitu persembahan diri, tindakan cinta kasih yang didorong oleh pengalaman akan kasih Kristus dalam hidup konkrit. Kebaikan yang dilakukan demi kemuliaan Allah dan keselamatan semua.
Uraian mengenai kadar cinta kasih diatas ini, bisa membantu kita untuk melihat kadar cinta kita sendiri, ada di mana?.
Sebagai pengikut Kristus, diharapkan kadar cinta kasih kita sampai pada pemberrian diri dalam suatu keterlibatan yang membawa keselamatan pada semua orang sehingga nama Tuhan dimuliakan. Itulah cinta kasih yang harum semerbak.
Sr.Linda FMM