Selamat Datang Natal
December 26, 2021Siapa Saya, Apa yang Saya Lakukan Selalu Terhubung pada Tujuan
January 3, 2022Sebagai pendatang baru di komunitas Pagal, Flores NTT, saya belum mengenal tetangga dan umat disekitar biara.
Pada suatu hari, saya sedang mengunjungi sebuah kampung, ada tiga orang anak bermain dihalaman rumahnya. Kami saling menyapa dan memberi salam. Lalu anak anak itu mengundang saya untuk mampir ke rumahnya dan memberitahu bahwa ibunya sedang sakit. Lalu saya masuk kerumahnya dan melihat ibu mereka terbaring sakit, sudah 3 (tiga) minggu lamanya tidak bisa bangun, suaminya duduk disampingnya. Saya bersama bapaknya, dan anak anak itu mendoakan ibu yang sakit itu, dan saya menyarankan supaya pelan pelan mencoba duduk dikursi, dibawah jendela, supaya terkena sinar matahari, untuk mempercepat kesembuhannya.
Lalu anak anak itu bertanya kepada saya, apakah diperbolehkan datang ke biara, tentu saja saya menjawab boleh. Saya berjanji untuk menjemputnya pada jam 15.00, tetapi ternyata, anak-anak itu datang sendiri ke biara pada jam 14.00, saya terharu oleh semangat mereka, dan saya menceritakan semuanya ini kepada para suster di biara. Puji Tuhan, para suster mendukung , dan berkata, biarkanlah mereka datang.
Pada pertemuan yang pertama ini kami melakukan doa bersama, mendoakan orang –orang yang sakit, ibunya, pamannya, tantenya dan tetangganya. Kegiatan doa ini kami laksanakan setiap hari sampai hampir satu bulan. Jumlah anak yang ikut juga bertambah. Pada akhirnya anak anak itu mengatakan, bahwa ibunya sudah bisa duduk, mandi, menyapu rumah dan bahkan katanya sudah bisa memasak. Kami semua senang dan beryukur pada Tuhan.
Anak – anak yang ikut berdoa ini ada yang dukuk di kelas 4, kelas 5, kelas 6 dan SMP kelas 1. Iseng – iseng saya menunjuk jam dinding dan menanyakan kepada mereka, ”jam berapa sekarang?” Ternyata, mereka tidak tahu membaca jam. Harusnya jam 03.20 menit, tapi mereka mengatakan jam 03 lewat 04. Peristiwa ini rupanya yang menjadi pendorong bagi saya untuk membantu mereka belajar, terutama pelajaran matematika. Maka saya mengajak mereka untuk belajar bersama.
Setelah satu bulan kegiatan belajar ini berlangsung, ada anak anak baru yang juga mau datang belajar, mereka anak dari TK sampai SD kelas VI, jumlah seluruhnya kurang lebih 50 (lima puluh) anak. Daya tangkap dan kemampuan mereka berbeda, maka kami bagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok datang 2 (dua) kali dalam seminggu dengan hari yang berbeda. Hanya, sayangnya, mereka kurang tekun untuk datang, karena harus membantu orang tuanya seperti menjaga adik, memetik cengkeh di kebun, membersihkan rumput, membantu cuci piring, dan bahkan mereka juga harus mencari belut disawah untuk makan keluarga. Anak yang lain ada yang pergi bermain bola dan bermain sepeda.
Dengan situasi seperti itu, saya terus-menerus memotivasi mereka untuk rajin belajar, supaya mereka menjadi cerdas. Ketika ditanya apa cita-cita mereka, mereka menjawab ada yang ingin menjadi Imam, suster, dokter, guru dll. Saya menyampaikan jika mereka ingin cita-citanya tercapai, maka harus rajin belajar. Dan ungkapan cita-cita ini rupanya bisa menumbuhkan semangat mereka dalam belajar.
Selain belajar kami juga mengajak anak-anak untuk berdoa di kapel, sebelum dan sesudah kegiatan belajar.
Pada suatu hari, teman saya menelpon, akan mengirimkan baju untuk orang-orang di kampung. Tetapi saya mengusulkan untuk mengirimkan meja plastik kecil (dingklek) saja, supaya anak-anak bisa menulis sambil duduk, tidak lagi dalam posisi rebahan dilantai. Rupanya teman saya menanggapi hal ini. Tidak lama kemudian, ia mengirimkan ke biara Pagal, bukan hanya dingklek, tetapi bahkan meja lipat. Hal ini membuat anak anak bertambah senang dan bersemangat dalam belajar.
Saya memberitahu kepada anak-anak, bahwa meja lipat ini adalah pemberian dari teman saya di Jakarta, maka saya mengajak mereka untuk berdoa bagi donator teman saya itu. Dan saya selalu berpesan untuk merawat dan menjaganya, supaya tidak cepat rusak.
Harapan saya, semoga kegiatan belajar ini menjadi kebiasaan bagi mereka, sehingga mereka semakin mencintai belajar dan mandiri dalam belajar di masa depan. Dan semoga juga kegiatan belajar bersama ini menjadi pengalaman hidup yang akan mereka kenang yaitu hidup dalam kebersamaan dan dalam semangat saling mendukung serta saling membantu. Sehingga mereka kelak menjadi insan cerdas yang mampu mengabdi pada sesama, agama dan negara.
Kontributor: Sr.Eta, FMM
Foto-foto slideshow:
[metaslider id=1964]