Berbagi Kasih untuk Anak-Anak Tercinta
December 28, 2021Vaksinasi di Sekolah RECIS Jakarta
January 10, 2022SIAPA SAYA, APA YANG SAYA LAKUKAN
SELALU TERHUBUNG PADA TUJUAN (2.5)
Bahan Bacaan:
Konstitusi Bab I (Siapa FMM)
Konstitusi Bab III (komunitas)
Visi Misi EGC 2018
Siapa saya
Pertanyaan “Siapa Saya?” menunjukkan pada keberadaan kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan menurut gambaran-Nya, untuk hidup dalam kesatuan dengan-Nya yang Mahakudus.
Sebagi contoh: Sr.Suciati FMM adalah seorang pribadi bernama Suciati (nama yang diberikan oleh orang tuanya). Nama itu sendiri mengungkapkan bahwa Sr.Suciati FMM adalah seorang pribadi dengan hati yang suci, maka ketika dia menodai kesucian hatinya, dia mengingkari dan menghianati dirinya sendiri dan orang tuanya, lebih jauh lagi mengingkari Tuhan yang menciptakan dirinya sebagai Citra Allah, Allah sumber kesucian sejati.
Sedangkan FMM adalah nama kongregasi Religius dengan hakekat keberadaanya sebagai yang menghidupi semangat Fransiskan, Misionaris, dan Maria. Maka ketika Sr.Suciati FMM ini tidak religious, tidak menghidupi kaul-kaulnya dan tidak menghidupi semangat FMM, maka dia mengingkari dirinya sebagai Religious dan sebagai FMM. Dan menjadi FMM adalah pilihan bebas kita.
Apa yang saya lakukan
Pertanyaan ini mau menyatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah sebagai Citra-Nya untuk mengelola bumi dan segala isinya, ini adalah panggilan untuk bekerja, untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain, bagi alam, dan bagi dirinya sendiri.
Motivasi dari melakukan ini adalah “semuanya bagi kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia”. Ketika manusia tidak melakukan pekerjaan yang berguna bagi keselamatan dan kebaikan semua, maka manusia mengingkari panggilannya sebagai rekan sekerja Allah. Dan ketika Sr.Suciati FMM ini menodai motivasinya dalam bekerja hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, sampai menodai branding (nama baik) FMM-nya atau kaul kereligiusannya, maka dia perlu hati-hati karena Allah melihat hati manusia.
Tujuan
Tujuan dalam hidup memberi makna dan kedalaman kepada hidup itu sendiri. Begitu pula setiap perkataan, perilaku dan kegiatan manusia yang mempunyai tujuan mulia, akan membuat hidupnya penuh dengan makna dan bahagia. Oleh karena itu manusia perlu menetapkan tujuan dari setiap perkataan, perilaku dan kegiatan yang dipilihnya. Tidak hanya sekedar rutinitas, atau karena keharusan melakukan ini dan itu.
Tujuan mulia perlu diikuti oleh bentuk kegiatan yang benar, oleh motivasi/niat yang tulus, oleh perilaku dan sikap yang benar, juga oleh cara atau metode yang benar, serta berakibat/berdampak baik, untuk kebaikan semua orang.
Kriteria benar dan salah, dosa dan keutamaan, baik dan buruk, jujur dan kebohongan tentu saja berpedoman pada ajaran iman katolik yang bersumber dari ajaran Yesus dalam Kitab Suci, lalu juga Konstitusi FMM dan KGK (Katekismus Gereja Katolik). Kualitas meditasi kita akan nampak dari pilihan-pilihan kita dalam berkegiatan, menetapkan motivasi, menentukan sikap dan perilaku, serta dalam menggunakan cara. Jika pilihan-pilihan kita benar, maka ini akan membantu kita bertumbuh dalan iman dan akal sehat. Tentunya juga masuk surga.
FMM juga memiliki tujuan yang tertuang dalam konstitusi, lalu dijabarkan dan direalisasikan dalam setiap kapitel. Pada Tahun 2018, EGC telah menetapkan tujuan untuk beberapa tahun ke depan yaitu:
- Sebagai wanita dari berbagai bangsa dan budaya kita memilih untuk hidup bersama di dunia yang terpecah belah ini
- Menunjukkan kasih Tuhan dengan kita mau hadir secara manusiawi di tengah orang yang menderita dan tersingkirkan.
- Kita berkomitmen bersama orang lain untuk merawat ciptaan untuk melayani kehidupan, perdamaian, keadilan dan penyembuhan di mana hal itu paling dibutuhkan
EGC melihat dunia kita yang terpecah belah oleh karena orang mementingkan dirinya sendiri, kelompoknya sendiri, sehingga mengabaikan atau tidak memperdulikan sesamanya dan kelompok lainya. Lebih buruk lagi menyingkirkan orang yang menghalangi pemenuhan kepentingannya, orang saling menjelekkan, menjatuhkan, dan ini adalah tanda keterpecahan. Ekslusivisme pun muncul, kelekatan pada orang-orang yang mendukung kepentingannya dan menolak mereka yang menghalanginya. Perpecahan apa pun bentuknya akan menyebabkan penderitaan dan tumbuhnya perilaku menyingkirkan orang-orang yang tidak mendukung kepentingannya atau yang dianggap tidak berguna.
Dalam situasi seperti ini kita yang dipilih oleh Tuhan sebagai FMM, terpanggil untuk memberikan kesaksian hidup bersama. Ini tentunya berhubungan dengan kesaksian dalam berelasi, berkomunikasi, berkerja sama diantara FMM dan dengan awam. Dalam Konstitusi FMM tentang Komunitas, tertulis resep-resep bagaimana kita seharusnya membangun hidup bersama.
Tujuan lain dari kehadiran kita adalah untuk hadir secara lebih manusiawi, berperilaku lebih manusiawi terhadap mereka yang menderita dan tersingkirkan dengan sikap rendah hati, solider, melayani, tidak merasa ada diatas mereka, sebagai pemberi atau sebagai pahlawan; bahwa jika tidak ada aku maka mereka tidak tertolong…..(sombong/angkuh).
Kita juga diarahkan untuk komit pada perilaku merawat ciptaan dan perilaku melayani kehidupan, bukan mematikan mental maupun fisik. Kita melayani perdamaian, keadilan dan penyembuhan; dengan mengurangi gossip; mengurangi keinginan untuk mengambil/memiliki/ meminta yang tidak pada tempatnya; mengurangi sikap, kata, perilaku yang melumpuhkan mental dan fisik orang sehingga kita tidak menyebabkan orang lain menjadi pesakitan/pendosa tetapi membawa penyembuhan dan keselamatan.
Kita juga akan menjadi Regio, tentu saja perlu juga bagi kita untuk mempersiapkan diri agar bisa mencapai tujuan membentuk Regio.
Pertanyaan Refleksi
- Sejauh mana tujuan, motivasi, perilaku/sikap dan cara-cara saya dalam berkegiatan sejalan dengan iman katolik dan ajaran Yesus ?
- Bagaimana cara saya, untuk membuat diri saya terhubung pada tujuan Tarekat?
- Bagaimana saya menentukan kegiatan, motivasi, perilaku/sikap dan cara-cara yang saya lakukan untuk mencapai tujuan tarekat ?