Misa Perayaan Paskah Sekolah Regina Pacis Baubau
May 7, 2024Membangun Karakter Melalui Kebersamaan
June 25, 2024Para pemimpin yang sadar akan realitas ini harusnya sejak melaksanakan kepimpinan sudah mulai memikirkan siapa yang akan menggantikan dan melanjutkan kepemimpinan-nya. Oleh karena itu, dalam program kerjanya semestinya ada perencanaan regenarasi kepemimpinan.
1. Pendelegasian dan Pemberian Wewenang
Dalam masa Perjanjian Lama, Musa telah mempraktekkan salah satu tugas kepemimpinan yaitu Ia berbagi tugas dan tanggung-jawab kepada orang lain atau pendelegasian seperti yang dinasihatkan oleh Yitro mertuanya (Kel.18:18) dengan membentuk struktur administrative baru. Suatu bentuk Pemberdayaan (empowering) umat Allah.
a. Mendelegasikan tugas. Kel.18:21
Musa memilih orang yang memenuhi syarat untuk bisa melaksanakan tugas yang dikerjakan-nya. Allah memberi kriteria orang yang bisa dipilih yaitu: Orang yang Kompeten (cakap) – Taat kepada Allah – dapat dipercaya – Jujur & tidak mengejar uang suap. Mereka ini yang dipilih menjadi pejabat struktural yang akan memimpin 1000 orang, yang akan memimpin 100 orang, yang akan memimpin 50 orang, dan yang akan memimpin 10 orang. Jika diterjemahkan ke zaman sekarang ; bisa jadi 1000 orang sama dengan Tingkat Keuskupan atau Direksi, 100 orang tingkat Paroki atau manajerial, 50 orang tingkat wilayan atau supervisor, 10 orang tingkat lingkungan atau tim kerja
b. Uraian tugas dan Wewenang. Kel 18:20, 22
Musa berbagi atau memberikan wewenang, kuasa dan tanggung jawab kepada mereka yang dipilihnya dan memberitahu mereka tugas-tugas yang harus dikerjakan. Ada sikap pelepasan dari pihak Musa dan ada kerendahan hati dari yang dipilih untuk diberitahu oleh Musa dan untuk bertanya.
Mereka magang dengan Musa, diajari, diarahkan dan diberi kepercayaan untuk mengambil keputusan sendiri atas perkara-perkara yang terjadi dibawah wewenangnya, sehingga mereka tahu & mengalami sendiri resiko dan persoalan kerja yang dialami dan yang harus diselesaikannya, mereka menjadi semakin trampil dalam menyelesaikan masalah.
Sehingga Musa bisa focus pada perkara-perkara penting, besar, esensial dan mendasar. Tentunya mereka juga ada rapat rutin, ada laporan dari masing-masing pemimpin, saling berkoordinasi, ada monitoring, evaluasi dan perencanaan ke depan.
Akibat dari pendelegasian tugas ini Musa menjadi lebih bisa menikmati hidup dan mampu menjalankan kepemimpinannya secara lebih baik lagi dari sebelumnya. Umat juga dapat dilayani dengan cepat, mereka lebih puas dan senang karena tidak menunggu antrian lagi (Kel.18:23). Pepatah lama mengatakan; keadilan yang tertunda berarti menolak keadilan, masalah yang tidak diselesaikan dengan cepat akan menambah masalah baru, menunda keputusan menimbulkan ketidak pastian dan rasa tidak nyaman.
Pendelegasian tugas ini selain meningkatkan pelayanan secara efektif, sekaligus juga menjadi cara untuk mempersiapkan pengganti-pengganti pemimpin atau regenerasi Kepemimpinan.
Pendelegasian merupakan Perintah Tuhan (Bil.27:18-20) kepada Musa. Musa merelakan kewibawaannya dan kuasanya dibagikan kepada orang lain untuk bersama-sama memikul tanggung jawab, ada semangat “Letting Go” atas tugas-tugas nya yang diberikan kepada orang lain yang mungkin lebih mampu, memberdayakan orang lain dan mengembangkan potensinya (Bil.11:16-17), demi perkembangan dan keberlangsungan karya Allah.
Dalam menetapkan pengganti yang dikehendaki oleh Allah, orang yang memilih pengganti perlu membebaskan diri kita dari rasa suka dan tidak suka dan dari persepsi negative yang pernah didengarnya tentang orang-orang yang akan dipilih menjadi penggantinya. Sikap yang diperlukan adalah membangun sikap terbuka bahwa manusia itu bisa berubah, memperbaiki diri dan bertobat.
Pendelegasian dan penugasan perlu didukung oleh komunikasi atau penyampaian tugas serta wewenang yang jelas dan resmi. Pemberi tugas dan yang menerima tugas harus memiliki pemahaman yang sama akan tugas dan wewenang yang di delegasikan, terutama batas-batas pengambilan keputusan supaya tidak terjadi kerancuan dan kebingungan, apalagi saat pemberi tugas masih intervensi atau mengambil alih dalam pengambilan keputusan yang menjasi wewenang penerima tugas.
Penerima tugas juga perlu bijaksana tahu mana keputusan yang bisa diambil sendiri dan mana keputusan yang harus dikonsultasikan kepada pemberi tugas, sehingga penerima tugas tetap ada dalam jalur ketaatan yang kreatif.
2. Regenerasi kepemimpinan Musa
Suksesi kepemimpinan Musa ke Yosua (Ul.31:1-8).
• Musa berkomunikasi dengan Allah dan atas kehendak Allah Musa Memilih Yosua
• Musa suku Lewi (Imam, religius) diminta oleh Allah untuk memilih Yosua dari suku Efraim (awam), memberdayakan kaum awam yang bukan dari kaum-nya sendiri.
• Program Magang, ada penugasan Ul.31:7; (1) memberi bimbingan, (2) memberi kesempatan untuk praktek atau mengalami sendiri, Bil.13:16, Kel.24:13, (3) memberi dorongan dan penegasan Ul.31: 6-8, (4) memberi kewenangan, Allah meminta Musa untuk membagikan kewibawaan-nya kepada Yosua Ul.31:3, Bil.27:20, sehingga Yosua sendiri lebih terkenal dari pada Musa dan Musa sendiri mundur perlahan dalam kebebasan batin
3. Regenerasi Kepemimpinan Yesus
Sebagai pemimpin Yesus tahu dan paham apa yang menjadi tugasnya dan menguasai bidang pekerjaan yang dikelolanya. Ia juga berpikir jauh atas keberlanjutan karya Kerajaan Allah yang dimulai-Nya dengan memilih penerusnya.
Matius 20 : 20-28 Menjelaskan tentang kepemimpinan yang dikehendaki oleh Yesus, yaitu pemimpin yang melayani dan rela berkurban, siap-sedia menanggung resiko atau Salib. Yoh 10:1-16 menggambarkan kepemimpinan sebagai Gembala yang baik dan benar, masuk melalui pintu, artinya mendapat posisi pemimpin dan melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang benar, jujur.
Ia memberi petunjuk yang benar. Seorang pemimpin yang mengenali anak buahnya, mengenali bakat dan skill yang sesuai untuk posisi pekerjaan mereka (Mat.16:18).
Proses regenerasi yang Yesus lakukan:
a. Memanggil & mengikuti (Mat.10:1-4) ; dipilih untuk magang. Berjalan bersama Yesus, menyaksikan Yesus mengajar, menyembuhkan, mencari tempat tidur dan mencari makan bersama. Yesus Memberi kuasa & wewenang kepada mereka untuk melakukan pekerjaan yang Yesus lakukan, Ia memberdayakan para murid agar mampu melakukan pelayanan saat diutus, tanpa penyertaan Yesus.
b. Memberikan Uraian Tugas yang jelas, petunjuk dan syarat-peraturan yang tegas dalam melaksanakan tugas (Mat.10:5-15).
c. Memberitahu sikap yang perlu dibangun yaitu cerdik seperti ular tulus seperti merpati (Mat.10:16). Melayani, siap sedia, berkurban dan lainnya seperti yang diteladankan oleh Yesus sendiri sebagai pemimpin.
Magang yang dimaksud oleh Yesus terdapat dalam kisah memberi makan 4000 orang; Yesus melibatkan para murid, diajak berpikir, kreatif, problem solver, sehingga para murid mampu mengambil keputusan sendiri, trampil dalam bekerja, trampil menyelesaikan masalah, trampil mengkoordinir dan mengatur orang sebanyak 4000 orang.
Ketika saat nya Yesus naik ke Surga, Ia menyerahkan karya Kerajaan Allah kepada para murid yang telah dipersiapkan-Nya untuk melanjutkan tugas kepemimpinan.
Pertanyaan Refleksi
1. Sejauh mana pendelegasian dan regenerasi sudah terjadi dalam karya-karya di Sektor kita?
2. Sejauh yang anda amati, appa saja yang mempermudah dan mempersulit Pendelegasian dan Regenerasi?