Persiapan Rohani untuk Yubileum 150 Tahun Tarekat Fransiskan Misionaris Maria
September 23, 2024Salib-Mu, Sumber Kekuatanku
October 30, 2024Patutlah kita bersyukur dan bersuka cita, tahun ini kita bisa kembali merayakan pesta Bapa Serafik kita, St. Fransiskus Asisi. Meskipun dirayakan setiap tahun, namun pesta ini selalu membawa pesan yang baru. Tahun ini bertepatan dengan 800 tahun stigmata St. Fransiskus Asisi, saudara-saudari Fransiskan yang tergabung dalam Gefrabo (Gerakan Fransiskan Bogor) memilih untuk mendalami bersama tema ini dengan didampingi oleh beberapa saudara OFM.
Di hari pertama Triduum, 1 Oktober 2024 tema yang didalami adalah “Dari Luka Menuju Hidup Baru”. Materi disampaikan oleh RP. Asep Cahyono, OFM diikuti oleh kurang lebih 30 saudara/saudari Fransiskan secara online. Di hari ke-2 Pater Asep melanjutkan renungan tentang “Stigmata: Tanda Kasih Pemberian Diri dalam Persaudaraan”.
Sedangkan di hari ke-3, renungan disampaikan oleh RP. Effendi Marut, OFM tentang “Anugrah Stigmata dan Tugas Kita Selanjutnya”. Setelah itu ditutup dengan upacara Transitus yang dipimpin oleh RP. Oki Dwihatmanto, OFM. Dalam renungan hari ke-3 Pater Fendi, OFM mengingatkan pesan Paus Fransiskus, bahwa para Fransiskan perlu untuk bersatu di antara mereka sendiri dan untuk selalu mengampuni sebagai bagian dari misi untuk “memperbaiki Gereja”.
Seperti tahun-tahun sebelumnya puncak Perayaan Pesta St. Fransiskus Asisi diadakan di Novisiat Transitus Depok dalam Perayaan Ekaristi Kudus. Setelah Perayaan Ekaristi, dilanjutkan dengan acara makan malam bersama dan rekreasi dalam semangat persaudaraan.
Beberapa Suster muda FMM menampilkan sebuah drama singkat yang mengisahkan tentang Fransiskus yang menerima anugrah stigmata. Dibawakan dengan sederhana dan dibumbui kekocakan-kekocakan khas FMM yang menimbulkan gelak tawa penonton, drama ini mengundang saudara-saudari Fransiskan yang hadir untuk semakin bangga menjadi Fransiskan, semakin bersatu dengan Fransiskus untuk memenuhi panggilan Tuhan untuk menghadirkan kasih Tuhan di dunia yang terluka.
Dalam kata pengantar Perayaan Ekaristi, juga disampaikan bahwa stigmata yang diterima Fransiskus menjadi tanda bahwa Tuhan menyetujui cara hidup Fransiskus, Tuhan mengesahkan bahwa cara hidup Fransiskus sesuai dengan kehendak-Nya. Ini meneguhkan kita untuk berani memulai kembali, merawat luka-luka Kristus dalam diri sesama.
Rasa kagum dan bangga saja tidak cukup untuk mengakhiri perayaan ini. Komitmen untuk setia pada identitas dan karisma Fransiskan menjadi pendorong untuk menghidupinya dengan lebih tekun dalam hidup sehari-hari. Kesatuan di antara sesama saudara/sauradari menjadi kekuatan untuk bisa menjaga cahaya bersama dan menerangi yang lain. Selain itu, diperlukan juga momen tersendiri untuk hening bersama Tuhan. Dalam keheningan di Gunung La Verna, Fransiskus menerima anugrah stigmata. Semoga kita juga berani untuk masuk dalam keheningan bersama Tuhan agar seperti di La Verna, cahaya itu menerobos kita lagi dan membuat kita semakin bersinar sebagai orang-orang beriman dan sebagai murid-murid Yesus (Br. Massimo Fusarelli, OFM – Minister General). Semoga semakin menyala sebagai Fransiskan….
Sr. Andriana, FMM
Komunitas Emaus FMM – Bogor