Stay with Us: Perpetual Profession of Vows and Anniversary of 60 Years and 25 Years of Religious Life
August 12, 2024Teruslah Menyala Fransiskanku…
October 8, 2024PERSIAPAN ROHANI UNTUK YUBELIUM 150 TAHUN
TAREKAT FRANSISKAN MISIONARIS MARIA
“YES, GOD WISHES TO BREATHE FORTH HIMSELF THROUGH US.
HERE I AM…!”
Pada tahun 2027 yang akan datang, Tarekat Fransiskan Misionaris Maria akan merayakan 150 tahun berdirinya Tarekat. Ibu Pendiri FMM, Beata Marie de la Passion pernah berkata, “Jika Tarekat ini karyaku, ia akan mati bersamaku, namun jika Tarekat adalah karya Tuhan, ia akan tetap hidup.” Keberadaan Tarekat hingga saat ini membuktikan bahwa Tarekat ini adalah sungguh karya Tuhan. Saat ini ada sekitar 5.000 suster FMM yang melayani di 71 negara di lima benua. Di Indonesia komunitas-komunitas FMM tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Flores. Sekolah Regina Pacis di Jakarta, Bogor, Baubau, Bajawa, RS Teresia di Jambi, merupakan beberapa karya pelayanan yang dianugerahkan Tuhan bagi para Suster FMM untuk melanjutkan misi yang diwariskan oleh Marie de la Passion, yakni menghadirkan Yesus bagi dunia dan sesama.
Untuk memasuki tonggak sejarah yang signifikan ini, para suster FMM bersama-sama berkehendak untuk kembali ke karisma asali dan menghidupkan kembali komitmen untuk menghayatinya dengan penuh antusias dan semangat. Ini sesuai dengan ajakan dari Paus Fransiskus, “The founders are our roots, not so that we can follow them in any way, but so that it will bear fruit. To return to the beginnings… of our Institutes is to go to that root to drink from it, as from a fountain, and to be able to respond in a just manner.” (Pope Francis, The strength of Vocation)
Rangkaian persiapan untuk perayaan 150 tahun FMM dimulai sejak tahun ini, dengan mengambil tema “Yes, God wishes to breathe forth Himself through us. “Here I am!” Tema ini diambil dari tulisan Marie de la Passion ketika ia mengalami keputusasaan karena segala macam kekhawatiran. Ia mengalihkan pandangannya dari kekhawatiran dan bebannya dan mengarahkannya ke Cinta Tritunggal yang ada dalam ciptaan, dalam diri manusia, dalam aktivitas, dalam sejarah. Kemudian ia mengembalikan segalanya kepada Tuhan. Tulisan ini menjadi sebuah ajakan bagi setiap FMM untuk berpaling kepada orang lain agar dapat mendengarkan nafas Tuhan yang selalu berkerja dalam setiap pribadi.
Misionaris Maria, sebuah Tarekat Misonaris yang lahir India
Tarekat FMM didirikan pada 6 Januari 1877 di Ootacamund, India oleh Hélène de Chappotin yang dikenal dengan nama religiusnya Marie de la Passion. Ia lahir di Nantes, Prancis pada 21 Mei 1839. Di masa-masa awal berdirinya Tarekat, Marie de la Passion dan para susternya hidup dan menderita karena banyak hal, namun mereka menerima dan menjalaninya dengan sukacita. Menyadari bahwa Tarekat lahir dari perjuangan, kesulitan, dan tantangan yang tidak mudah, para Suster FMM merasa bertanggung jawab untuk menjaga warisan berharga ini dengan menjadi semakin berakar kuat dalam karisma Ibu Pendiri dan menghidupinya dengan setia dan sukacita setiap hari.
Dari Misionaris Maria menjadi Fransiskan Misionaris Maria
“Saya telah menemukan jalan kembali ke St. Fransiskus ….. semangat St. Fransiskus sungguh merupakan jalanku.” Tanggal 4 Oktober 1882 pada peringatan 700 tahun kelahiran St. Fransiskus Asisi, Marie de la Passion diterima dalam Ordo Ketiga Regular. Anugrah ini dikukuhkan dengan pemberian mantol Fr. Bernadino Portogruaro, Minister General OFM kepada Tarekat FMM. Dalam suratnya kepada Marie de la Passion dan putri-putrinya tanggal 6 Januari 1886, Pater Bernadiono menyatakan, “Lihatlah, mantol ini, simbol perlindungan yang akan selalu diberikan oleh Bapa kita St. Fransiskus dan putra-putanya kepada para Fransiskan Misionaris Maria; inilah mantol yang dibawahnya para Misionaris Maria akan selalu mempunyaihak untuk bernaung di dalamnya.”
Marie de la Passion dalam perjuangannya di masa-masa awal pendirian Tarekat mendapat perlindungan dan dukungan di bawah mantol Fransiskus. Dalam persiapan rohani ini, para suster FMM mengenang kembali dan mensyukuri anugrah ini. Anugerah yang memberi kekuatan namun juga membawa konsekuensi untuk semakin meneladani St. Fransiskus, seperti yang diharapkan oleh Marie de la Passion, “…. marilah kita mengingat nasihat dari Pater General kita, “Bahwa ketika jumlah kita bertambah, kita harus mengurangi penilaian kita sendiri, sehingga menjadi cukup kecil untuk menemukan tempat di bawah mantol serafik yang terberkati.”