Menggali Bakat Terpendam
March 9, 2022Pendampingan Rohani Para Buruh
March 18, 2022Siapa sangka bahwa hujan pada Senin malam di Serang mengakibatkan banjir pada keesokan harinya. Banjir pada tanggal 1 Maret 2022 adalah banjir terparah yang pernah terjadi di wilayah Serang, setelah 40 tahun yang lalu. Banjir kali ini terjadi hampir diseluruh wilayah Serang terutama rumah-rumah yang berada di sepanjang sungai Cibanten.
Titik banjir terparah terjadi di daerah Mangga dua, Kebun Sayur, Perum Padma Raya, Kaujon, Magersari, Pekarungan, Kota Baru dan Karang Antu. Ketinggian air mencapai 4 meter.
Akibat dari banjir ini, rumah-rumah warga yang berada disekitar kali terendam banjir bahkan ada beberapa rumah yang hanyut terbawa arus air. Banyak pohon-pohon besar yang tumbang ke jalanan dan ke rumah warga, sehingga mengganggu aktivitas.
Pada pagi itu juga saya dan Sr. Yani FMM diutus oleh komunitas untuk melihat salah satu tempat yang kebanjiran, kebetulan tidak jauh dari biara , yakni di daerah Mangga Dua. Di sana kami bertemu dengan Pendeta dari Gereja Jemaat Allah yang mana Gedung Gereja menjadi posko pengungsian dan juga menjadi dapur umum.
Bertemu dengan mereka dan mendengar cerita mereka, saya sangat prihatin dengan peristiwa ini. Kata mereka; Air datang begitu amat cepat, seketika itu juga rumah mereka terendam air. Mereka hanya bisa menyelamatkan diri dan keluarga. Barang-barang tidak ada yang bisa diselamatkan, kecuali baju yang melekat di badan.
Kami bersama PSE Paroki Kristus Raja Serang dan Sekolah Mardi Yuana Serang, pada hari pertama, berinisiatif memberikan sumbangan berupa baju layak pakai dan alat kebersihan. Pada hari kedua kami membagikan pampers, Indomie, beras, air mineral, minyak goreng, vitamin dan kebutuhan lainnya, dikemas dalam kantong-kantong plastik. Pada hari ketiga Sr. Vero, sebagai perawat membantu di kegiatan Baksos Kesehatan yang dilaksanakan di daerah Mangga Dua.
Bukan hanya bantuan yang mereka butuhkan namun kehadiran dan sapaan kami juga sangat mereka butuhkan dalam situasi ini. Kehadiran dan sapaan kami menjadi bermakna, tidak hanya bagi mereka tetapi juga bagi kami FMM. Sebagai FMM yang mau menunjukkan wajah kasih Allah di tengah-tengah mereka yang menderita, tanpa memandang latarbelakang, budaya, etnis dan agamanya.
Dari bekerja sama dengan berbagai pihak, kami sungguh terharu, karena masih ada banyak orang baik, yang mau peduli kepada sesama yang terkena banjir, korban dari musibah yang terjadi tiba-tiba ini.
Semoga ini juga membawa kami pada pertobatan dengan memperbaiki sikap kami terhadap alam. Dan Semoga bencana yang terjadi di Serang tidak terulang kembali.
Sr. Eliza, FMM
Komunitas St. Adolphine Serang
[metaslider id=2139]