LAUDATO SI – Terpujilah Engkau Tuhanku
May 24, 2020KASIH
July 18, 2020Tahun 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini ada banyak hal yang berubah: gaya hidup, cara pandang, berfikir, berelasi dengan orang lain, kreativitas dan sebagainya. Kalau di tahun-tahun sebelumnya kegiatan dilakukan secara normal (pekerjaan, pendidikan, kesehatan, keagamaan dan banyak kegiatan dilakukan di luar rumah), namun tahun ini berbeda karena adanya pandemi virus Covid-19 yang dapat mematikan manusia. Semua kegiatan dibatasi dengan protokol kesehatan agar kita tidak terpapar oleh virus ini. Pandemi ini telah membawa banyak kerugian bagi dunia. Tidak hanya karena ribuan orang telah terinfeksi, namun juga banyak orang yang terdampak pandemi ini. Contohnya adalah mereka yang harus kehilangan lapangan pekerjaan, dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Banyak perusahaan-perusahaan ditutup, karyawan yang di PHK dan tidak mendapatkan gaji, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Hal ini menjadi tanggung jawab bersama untuk membantu mereka yang menderita.
Peduli Sesama di Masa Pandemi
Menanggapi himbauan dari Provinsi dan Gereja Universal dan lokal dan juga sebagai ungkapan rasa tanggung jawab terhadap mereka yang mengalami kesusahan, komunitas Immaculate Conception, Bogor berinisiatif untuk melakukan kegiatan “berbagi kasih” kepada saudara-saudara yang miskin dan yang membutuhkan. Membagi sembako dan masker buatan para suster kepada tukang becak, pemulung, ojek online, karyawan/ti dan tukang bangunan yang bekerja di sekolah dan biara, pedagang asongan dan tukang sapu. Pembagian sembako dilaksanakan dalam enam tahap di bulan April – September, dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Mereka sangat senang dan mengucapkan terima kasih karena bantuan tersebut sangat bermanfaat untuk mereka. “Terima kasih, semoga sehat, betah di sini, banyak rejeki, umur panjang!” Demikian ungkapan tulus penuh syukur dari beberapa orang di antara mereka setelah menerima sembako dari kami. Semenjak perjumpaan itu setiap kali berjumpa mereka selalu mengingat dan menawarkan diri untuk membantu kami terutama yang ke pasar.
Ungkapan spontan mereka ini sangat menyentuh hati kami. Semoga mereka juga tidak pernah lupa untuk bersyukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup mereka. Kami sadar bahwa kami berbagi bukan dari kelebihan yang kami miliki, tetapi menjadi jembatan sebagai penyalur kasih Tuhan. Sembako berasal dari komunitas juga dari para donatur yang peduli pada orang-orang yang membutuhkan. Kami memberi bukan dilihat dari nilainya yang besar tetapi dari kerelaan dan keikhlasan. Dimasa sekarang ini semua orang pasti mengalami dampak dari pandemi namun di tengah kesulitan ini kami berupaya untuk menjadi penyalur rahmat bagi mereka.
Bersama Memulihkan Semesta
Tidak hanya fokus pada kebutuhan sesama manusia, alam pun perlu diperhatikan. Demi menunjang ketahanan pangan dan kelestarian alam seperti yang dicanangkan oleh bapa Paus Fransiskus juga gereja setempat dan cara hidup kami yang berjiwa ekologi, kami mencoba menanamkaan rasa syukur kepada alam yang telah memberikan kehidupan. Sebagai ungkapan rasa syukur kami di komunitas melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan “Ibu Bumi”. Kami menanam tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, apotik hidup untuk konsumsi sendiri dengan menggunakan pupuk organik yang dikelola sendiri dari hewan yang kami pelihara. Kami juga memperindah lingkungn di sekitar biara dan sekolah dengan menanam bunga-bungaan, pohon-pohonan supaya nampak hijau, asri dan indah. Kami juga mengajak karyawan/ti untuk menerapkan Go Green and Go Clean. Kami menyadari pentingnya menjaga kelestarian alam karena kelangsungan hidup manusia tergantung pada alam yang sehat dan bersih. Kami melakukan hal-hal kecil untuk menyelamatkan ibu bumi karena kami yakin hal kecil yang kami lakukan sangat berpengaruh bagi kehidupan ciptaan yang lain.
Refleksi saya
Saya sadar sebagai seorang biarawati seharusnya tidak hanya berdiam diri di dalam tembok biara, melainkan keluar dari kenyamanan diri guna membantu orang lain yang berkesusahan dan bersolider dengan meraka yang menderita. Banyak kesempatan dan banyak hal yang dapat saya lakukan untuk menolong sesama, ternyata tidak hanya dari segi material saja tetapi juga dari segi rohani, berupa doa, kasih dan perhatian. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri, tanpa orang lain dan ciptaan lain. Kesejahteraan bersama adalah hal yang paling utama, sekarang saatnya membangun kreativitas dan efektivitas untuk keutuhan bersama manusia dan ciptaan lainnya. Saya juga menyadari sebagai seorang Fransiskan yang sangat dekat dengan alam ciptaan maka saya berupaya untuk menjalin damai, merawat keutuhan alam dan memulihkan ibu bumi sebagaimana St. Fransiskus canangkan dalam Gita Sang Surya.
Kontributor : Sr. Skolastika, FMM (Komunitas Immaculate Conception Bogor)