All for Jesus
April 25, 2022Allah Berkuasa Melampaui Kegelapan Kubur
May 9, 2022DISCERNMEN ROHANI
Mengenali dan Melaksanakan kehendak Allah
Pada setiap tahap pembinaan, perlu kita sadar bahwa hal yang paling penting bukanlah jumlah panggilan tetapi kemampuan discernment untuk menjadi anggota Tarekat. (2.3)
Dalam uraian ini yang ditekankan adalah aspek rohani dari Discernmen, jadi bukan teknik melakukan discernment.
Referensi
- Paskalis BS, OFM. 2014. Discernmen, Panggilan bersama Fransiskus Assisi
- AngBul 10:7-11
- Seorang Wanita dan Sebuah Pesan hal.78
Discernment Rohani adalah kegiatan memilah-milah mana yang baik dan yang tidak baik dalam mengambil sebuah keputusan, baik pribadi maupun komunitas. Dalam memilah-milah kita mengamati juga gerakan batin kita sendiri, mana yang digerakkan oleh Roh Kudus dan mana yang digerakkan oleh roh jahat (1 Yoh.4:1). Dan pada akhirnya ketika kita membiarkan diri digerakkan oleh Roh Kudus (Yoh.15:26), kita pasti akan memilih dan melakukan apa yang baik yang berkenan pada Allah. Sehingga kita menjadi manusia rohani yang terlatih dalam discernmen rohani. Mgr. Paskalis menulis bahwa Discernmen rohani juga diartikan sebagai penerangan batin untuk mewujudkan rencana Allah dengan tunduk pada pekerjaan Roh yang memberi kita suatu visi rohani… (hal.179).
Marie de la Passion menyukai kualitas di atas kuantitas. Ia menulis dalam CR 25 Januari 1894 : “ Aku suka jika semua puteriku menjadi orang kudus”. Dan ini membutuhkan tidak hanya kemurahan hati tetapi juga kekuatan kehendak, keteguhan niat dan kesungguhan hati untuk memungkinkan kita melakukan hal hal yang kudus bagi Tuhan”.
Discernmen Rohani menjadi salah satu cara bagi kita untuk bisa melakukan hal-hal yang kudus. Mulai dengan memperteguh identitas kita sebagai FMM, yaitu dengan menghidupi Kharisma FMM, kaul kemiskinan, kaul ketaatan dan kaul kemurnian. Jalan menuju kekudusan pun dipermudah dengan mengikuti aturan dalam Konstitusi yang sudah ada, mengikuti Statuta, Proyek dan Jadwal komunitas, yang semuanya bersumber dari ajaran Kristus dan Gereja-Nya.
A. Kriteria yang diperlukan untuk melakukan discernmen:
- Hubungan yang akrab dengan Allah Roh Kudus yang tanda-tandanya dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya seperti sikap rendah hati, terbuka, damai, sukacita, integritas, komunikatif, kerja sama, dll.
- Akal budi ; memiliki pengetahuan akan yang benar dan yang tidak benar secara obyektif, bukan benar menurut diri-ku (subyektif). Ini didapat dari Kitab Suci, Yesus Sabda Allah, dari Ajaran Gereja, Katekismus, Konstitusi, Statuta, dan dari nilai-nilai kebaikan universal.
- Kesadaran Moral yang tinggi dan hati nurani yang jernih untuk menguji pilihan-pilihan kita. Ini didapat dengan seringnya memilih dan melakukan yang benar dihadapan Allah dan selalu menolak yang bukan dari Allah, (Gal.5:16-25) selalu hidup menurut Roh dan bukan menurut daging.
- Motivasi yang murni, bebas dari kepentingan diri dan bebas untuk melaksanakan kehendak Allah. Keinginanku, makananku adalah melaksanakan kehendak Allah. Ini didapat dengan refleksi jujur terhadap motivasi bawah sadar kita. Hati-hati dengan perilaku yang nampaknya baik tetapi diwarnai oleh pemenuhan keinginan diri yang tidak teratur, (2 Kor.11:13-15) iblispun menyamar sebagai malaikat terang.
B. Tujuan dari Discernmen Rohani
Tujuan melakukan discernmen rohani adalah supaya kita mampu mengenali dan melaksanakan Kehendak Allah, yang membawa kita pada kesatuan hidup dengan-Nya, sehingga kita menjadi kudus oleh karena kesatuan dengan Allah yang kudus.
Kehendak Allah seluruhnya baik dan benar, dari niatnya baik, perbuatannya secara moral benar, caranya yang dipilih benar/legal/sah secara katolik dan pada situasi yang tepat, tujuannya untuk kemuliaan Allah dan keselamatan manusia, bukan untuk pemenuhan ego-ku atau untuk kejahatan, dan akibat perbuatannya atau buahnya pun pasti baik bagi semua orang. Terutama selalu membawa kita dekat pada Allah.
Roh Kudus sebagai pelaku utama dalam discernmen, selalu menuntun seseorang pada kehendak Allah, sedangkan roh jahat selalu mendorong seseorang kepada kedosaan. Oleh karena itu kita yang akan melakukan discernmen harus peka dan terbuka pada gerakan Roh dalam rasa dan batin kita agar bisa mengenali dan melakukan kehendak Allah.
Kita juga perlu mengetahui kondisi rohani kita, apakah kita memiliki kecenderungan mengikuti roh jahat dan memilih yang tidak benar atau apakah kita memiliki kecenderungan untuk mendengarkan Roh Tuhan dan melakukan apa yang benar dihadapanNya. Jika kecenderungan kita kearah yang yang tidak benar, kita perlu bertobat dulu, memperkuat kehendak untuk dengan tegas membalikkan kecenderungan kita pada yang benar, (lihat AngBul 10:7-11).
Kecenderungan-kecenderungan yang tidak benar, contoh kecil; yang bertolak dari keinginan untuk mengikuti kelemahan-kelemahan kita seperti kecenderungan untuk bermalas-malas, alasan banyak pekerjaan tetapi kenyataannya tidur, sehingga pekerjaan selalu tidak beres. Kecenderungan ingin berjalan-jalan terus; sampai harus cari alasan macam-macam supaya bisa pergi keluar. Kecenderungan untuk bersolek / berdandan sampai pilihan kosmetik/ keperluan mandi pun pilih yang bermerek dan mahal yang tidak pas untuk seorang yang berkaul, jika tidak pakai merek tertentu menjadi gelisah padahal dulunya tidak bedakan pun, bebas bebas saja hatinya. Sebaliknya ada juga yang misalnya sebelum masuk biara, biasa bermake-up dengan kosmetik yang mahal, tetapi setelah masuk biara dia bisa melepaskan kosmetik itu dan menggunakan bedak baby yang disediakan, ternyata baik-baik saja kulitnya. Semuanya dimulai dari pembiasaan, maka biasakanlah memilih hal-hal yang sesuai dengan hidup religious FMM. Dengan demikian Discernmen mensyaratkan seseorang yang mampu membebaskan diri dari kecenderungan yang tidak baik, yang memperbudaknya.
Mgr.Paskalis dalam bukunya menulis : Dia (Fransiskus) memohon pencerahan batinnya, agar dapat melaksanakan kehendak Allah dengan baik dalam Doa di depan Salib San Damiano:
“yang mahatinggi penuh kemuliaan, terangilah kegelapan hatiku
dan berilah aku iman yang benar, pengharapan yang teguh, dan kasih yang sempurna.
Berikanlah aku, ya Tuhan, perasaan yang peka dan budi yang cerah, agar aku mampu melaksanakan perintah-Mu yang kudus dan takan menyesatkan”. Hal xxii
Doa ini, rupanya bisa membantu kita dalam discernmen.
Ecce dan Fiat Maria sebagai satu unsur dari Kharisma FMM juga menjadi daya dorong kita untuk senantiasa mencintai kehendak Allah dan siap-sedia dalam melaksanakannya. Maria sendiri pada akhirnya hidup dalam kesatuan dengan Allah di surga.
C. Dampak dari melakukan Discernmen Rohani
Dengan seringnya melakukan Discernmen Rohani kita menjadi akrab dengan Allah sehingga hidup kita selalu dipimpin oleh Roh Kudus dengan tanda-tanda berikut ini:
Memperoleh buah-buah Roh (Gal.5:19-26)
Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Hidup menurut Roh (Roma 8:5-7)
Orang yang selalu melakukan Discernmen Rohani akan Hidup menurut Roh. Hidup yang selalu memikirkan hal-hal yang dari Roh, bukan dari daging. Karena keinginan daging adalah maut dan keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Jika kita dekat dengan Roh Allah, Ia akan membantu kita untuk mengatasi penghalang kita dalam melakukan discernmen rohani yaitu kecenderungan-kecenderungan yang jahat, sehingga kualitas discernmen rohani kita bagus, baik dari proses maupun hasilnya.
Menjadi anak-anak Allah yang merdeka (Roma 8:14-17)
Dengan melakukan Kehendak Allah kita menjadi anak-anak Allah yang dibebaskan dari Roh perbudakan yang membuat hidup kita menjadi berat, penuh ketakutan dan kebencian. Sebagai anak Allah kita juga menjadi ahli waris Kerajaan Allah dan menerima pemenuhan janji-janji Allah yaitu dipermuliakan di surga bersama kristus. Sebagai ahli waris, kita dimampukan untuk menghidupi dan mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Pertanyaan Refleksi
- Dalam hening amati / dengarkan gerakan batin anda, bagaimana roh jahat dan Roh Kudus bekerja mempengaruhi anda dalam proses pengambilan keputusan?
- Bagaimana cara anda untuk memenuhi 4 kriteria Discernmen Rohani?